REVIEW FILM LASKAR PELANGI
1) Eva
Selviana (3211151040)
2) Kharisma Rahmawati (3211151044)
3) Alin
Herosi (3211151045)
4) Asri
Nuraisyah (3211151053)
5) Desi
Lukiana Dewi (3211151057)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
A. Ulasan Film Laskar Pelangi
Film ini menceritakan tentang anak
anak Belitung dalam mengejar pendidikan , tepatnya di SD Muhammadiyah Gantoeng. Dimana 10 anak dari keluarga yang
kurang mampu yaitu Ikal , Mahar, Lintang, Sahara, A Kiong, Syahdan, Kucai,
Borek, Trapani, Harun menaruh harapannya di sekolah tersebut. Sekolah tersebut
merupakan sekolah islam pertama di Belitung dan mulai tidak diminati oleh
masyarakat karena bangunannya yang sudah rusak dan hampir roboh yang disangga oleh dua batang pohon. Selain
itu juga, terdapat sekolah yang lebih bagus di daerah itu, yaitu SD PN.
Pada saat pertama kalinya 10 murid
itu masuk sekolah kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua
kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa
Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang
mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah. Semua
kejadian tersebut sangat menghiasi kehidupan kesepuluh anak yang
mengatasnamakan diri mereka sebagai Laskar Pelangi.
Mengapa mereka dinamai LASKAR PELANGI?
Karena pada saat bu mus mengajak
mereka belajar di pantai, mereka melihat ada sebuah pelangi yang muncul di
langit. Mereka pun tak henti-hentinya memandangi pelangi itu. Bu mus yang saat
itu memerhatikan mereka pun memanggil mereka dengan sebutan laskar pelangi.
Pada suatu hari mereka mengikuti
sebuah karnaval untuk memeringati HUT RI . Bu Mus pun mempercayai Mahar untuk
membuat tema karnaval yang akan ditampilkan nanti. Mahar menemukan sebuah ide
untuk menari dalam acara tersebut. Mereka para laskar pelangi menari seperti
orang kesetanan, hal tersebut dikarenakan kalung yang mereka kenakan dari buah
yang langka dan hanya ada di Balitong, merupakan tanaman yang membuat seluruh
badan gatal. Alhasil mereka pun menari layaknya orang yang tengah kesurupan.
Namun berkat semua itu akhirnya SD Muhammadiyah dapat memenagkan perlombaan
tersebut. Piala itu menjadi piala pertama yang mereka miliki.
Namun, pada suatu ketika datanglah
Flo, seorang anak yang kaya pindahan dari SD PN, ia masuk dalam kehidupan
laskar pelangi. Sejak kedatangan Flo di SD Muhammadiyah tersebut yang membawa
pengaruh buruk bagi teman-temannya terutama Mahar, yang duduk satu bangku
dengan Flo. Sejak kedatangan anak tersebut nilai Mahar seringkali jatuh dan
jelek sehingga membuat bu Mus marah dan kecewa.
Diantara kesepuluh murid tersebut
ada satu yang paling menonjol, yaitu Lintang. Kecerdasannya dibuktikan pada
saat mereka mengikuti perlombaan cerdas cermat. Lintang mampu menjawab soal
matematika dengan cepat dan tepat. Hal tersebut memberi kecurigaan para juri
yang menyangka SD Muhammadiyah telah berbuat kecurangan. Tapi Lintang pun
menyangkal dan menuliskan hasil jawabannya di papan tulis yang membuat
kemenangan pada Sd Muhammadiyah.
Namun sayang, semua kisah indah
laskar pelangi harus diakhiri dengan perpisahan seorang Lintang yang sangat
jenius tersebut. Lintang dan kawan-kawan membuktikan bahwa bukan karena
fasilitas yang menunjang yang akhirnya dapat membuat seseorang sukses maupun
pintar, namun kemauan dan kerja keraslah yang dapat mengabulkan setiap impian.
Beberapa hari kemudian, setelah perlombaan tersebut Lintang tidak masuk sekolah
dan akhirnya kawan-kawan Lintang dan juga bu Mus mendapatkan surat dari Lintang
yang isinya, Lintang tidak dapat melanjutkan sekolahnya kembali karena ayahnya
meninggal dunia. Tentu saja hal tersebut menjadi sebuah kesedihan yang mendalam
bagi anggota laskar pelangi.
Beberapa tahun kemudian, saat
mereka telah beranjak dewasa, mereka semua banyak mendapat pengalaman yang
berharga dari setiap cerita di SD Muhammadiyah. Tentang sebuah persahabatan,
ketulusan yang diperlihatkan dan diajarkan oleh bu Muslimah, serta sebuah mimpi
yang harus mereka wujudkan. Ikal akhirnya bersekolah di Paris, sedangkan Mahar
dan teman-teman lainnya menjadi seseorang yang dapat membanggakan Belitung.
B.
Kisah
Nyata Tokoh Laskar Pelangi
·
Bu
Muslimah
Tak berbeda dengan
di film, Bu Muslimah yang asli hingga kini masih mengajar di Sekolah Dasar
Negeri 06 Gantong, Belitung. Di SD Muhammadiyah Gantong, dulunya, Bu Mus bahu
membahu mempertahankan sekolah dengan seorang lelaki yang sebenarnya adalah
ayahnya sendiri, Abdul Kadir Hamid. Dalam film Laskar Pelangi, sosok sang ayah
muncul melalui karakter Pak Harfan. Usia Bu Mus kini memang tidak muda lagi dan
hampir memasuki usia pensiun. Ia bisa saja tinggal di rumah dan bermain dengan
tiga orang cucunya. Namun, semangatnya untuk mengajar tidak pernah padam. Lima
hari dalam sepekan, ia selalu mengayuh sepedanya ke SDN 06 Gantong untuk
mengajar. Menjadi guru sebenarnya bukanlah cita-cita Muslimah remaja, karena
sebagai lulusan Sekolah Kepandaian Putri, ia kelak ingin menjadi penjahit.
Namun Bu Mus telah membuktikan melalui pengabdiannya, ia berhasil menjadi guru
yang dicintai sekaligus dihormati muridnya. Pemerintah pun mengapresiasi
pengabdian Bu Mus. Saat peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI di Jakarta,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas nama pemerintah menganugerahkan tanda
jasa Satya Lencana Pendidikan kepada guru yang bersahaja ini.
·
Mahar alias Ahmad Fajri
Mahar di kehidupan nyata adalah Ahmad Fajri yang berprofesi sebagai
guru. Ia mengajar akuntansi di Sekolah Menengah Atas 2 Tanjung Pandan,
Belitung. Keberhasilannya menjadi guru tak lepas dari jasa Ical yang tak lain
adalah Andrea Hirata. Semasa kecil, Ahmad bercita-cita menjadi seorang
insinyur. Cita-cita itu akhirnya kandas karena keluarga Ahmad tak memiliki
biaya. Kondisi itu tak lantas menyurutkan langkah Ahmad. Ia menyelesaikan
pendidikan hingga SMA. Ketika itu, Ahmad bertemu Andis yang mengajak dirinya
melanjutkan kuliah. Ajakan itu ditanggapi Ahmad dengan ragu-ragu. Ketika itu
ayah Ahmad telah meninggal dan ia memiliki tiga orang adik. Keraguan bapak dua
putri itu sirna setelah ia bertemu Andis. “Kawan itu bilang kami harus kuliah
bagaimana pun caranya,” kata Ahmad. Ia pun akhirnya berhasil menyelesaikan
jenjang kuliah dan bekerja sebagai guru. Ahmad kecil tak jauh berbeda dengan
Mahar. Ia senang bernyanyi dan berbakat menjadi pemimpin. Di mata
murid-muridnya, Ahmad adalah sosok guru yang bisa menjadi teman. Cara ia
mengajar mudah untuk dimengerti. Ahmad juga dikenal sebagai guru yang baik hati
dan bersahaja. Kini Ahmad hidup bersama seorang istri dan kedua putrinya. Ia
bertekad akan memberikan yang terbaik bagi kedua buah hatinya. Tekad kuat Ahmad
untuk lepas dari kemiskinan telah berbuah manis.
·
Akiong alias Caw Kin Ciong
Akiong mempunyai nama asli Caw Kin Ciong. Ia
adalah anak buruh PN Timah. Di Kecamatan Gantung, nama Akiong tak begitu
dikenal karena sejak remaja menjadi muslim dan berganti nama menjadi Aman. Aman
kecil bercita-cita membela nama daerah sebagai atlet. Sayangnya keadaan ekonomi
memupus cita-cita Akiong muda. Pendidikan di bangku sekolah SD Muhamadiyah
Gantung mengajarkannya untuk tidak mudah menyerah pada nasib. Semua usaha
dicoba. Akiong pun mulai melupakan cita-citanya yang mulia. Sampai akhirnya
sejak tahun 1988 Akiong membuka sebuah kedai kopi di salah satu sudut Pasar
Gantung, pasar terbesar yang di Kabupaten Belitung Timur. Menurut Bu Muslimah
yang merupakan guru SD Muhamdiayah Gantung Akiong adalah anak yang cerdas.
Akiong atau Aman adalah contoh nyata tidak meratanya hasil pembangunan di
Belitung sejak tahun 70-an. Masyarakat asli tidak dapat menikmati enaknya uang
dari hasil penambangan timah yang melimpah ruah. Waktu tidak pernah bisa
diputar kembali. Kini Akiong harus melupakan cita-citanya sebagai atlet sambil
melihat lubang-lubang bekas pertambangan yang ditinggal pergi begitu saja oleh
pemiliknya. Akiong harus kalah oleh keadaan.
·
Kucai lias Husaini Rasyid
Kucai yang mempunyai nama asli Husaini Rasyid
saat ini menjadi Ketua Komisa A DPRD Belitung Timur dari Partai Bulan Bintang.
Husaini bukan murid Sekolah Dasar Muhamaddiyah Gantung, tapi menjadi bagian
dari Laskar Pelangi saat sama-sama belajar di sekolah menengah pertama dan
atas. Husaini punya pengalaman pahit di waktu kecil yang melecut semangatnya
untuk keluar dari kesulitan ekonomi. Tamat SMA, Husaini melanjutkan kuliah di
Fakultas Pendidikan Olah Raga, IKIP Bandung. Pada tahun 2000 ia pulang ke Belitung
dan terjun ke dunia politik. Husaini ingin membuat hidup lebih berati bagi
masyarakat Belitung yang menurutnya masih tertinggal. “Kita berusaha menjadi
orang yang bermanfaat bagi orang lain,” kata Husaini, belum lama ini.
·
Harun alias Harzali
Namanya,
Harun. Ia baru masuk sekolah dasar pada umur 10 tahun. Meski berbeda dengan
anak-anak seusianya, Harun juga bisa belajar dengan baik. Di kehidupan nyata
Harun mempunyai nama asli Harzali. Hingga kini Jali masih tinggal bersama ibu,
dan salah satu adiknya. Sampai sekarang Harzali belum menikah dan tidak punya
pekerjaan tetap. Segala kebutuhannya masih ditopang orangtua dan saudaranya. Ia
baru punya uang sendiri ketika diminta membantu saudara atau tetangganya. Tak
banyak kenangan waktu kecil yang diingat Harun alias Harzali. Salah satu
peristiwa yang masih melekat di benaknya adalah kenangan bersama Akiong. Tidak
semua guru bisa mengajar anak-anak seperti Harun. Beruntung ia memiliki Bu Mus.
“Tidak saya paksakan. Kalau dia mau menulis, silakan. Pokoknya dia mau
belajar..ikut,” kata Bu Mus, belum lama ini. Harun hanya sekolah sampai kelas
tiga. Ia beruntung karena SD Muhammadiyah Gantong menilai kecerdasan anak tidak
hanya dilihat dari nilainya saja. Namun dari hati sang murid sehingga ia bisa
menuntut ilmu dengan anak-anak normal.
·
Lintang
Sosok Lintang yang digambarkan sangat
jenius tetapi miskin ini masih menjadi misteri dan tidak dikenal oleh
tokoh-tokoh asli anggota Laskar Pelangi. Ada tokoh yang mirip tetapi setelah
diteliti lebih lanjut ternyata bukan Lintang yang ada dalam Laskar Pelangi.
Pencarian masih terus berlanjut, dan tokoh Lintang yang asli tidak juga
ditemukan. Sebagian anggota Laskar Pelangi berpendapat kalo tokoh Lintang
adalah interpretasi dari Andrea sendiri. Menurut mereka, satu-satunya anak yang
pintar sewaktu kecil adalah Andrea sendiri. Namun karena rendah hati, Andrea
sengaja menciptakan tokoh baru yang agak berbeda, begitu kata mereka. Ibu
muslimah sendiri juga merasa tidak mengenal sosok Lintang dalam novel tersebut.
Ketika ditanya tentang hal ini, Andrea berpendapat jika Laskar Pelangi memang
sebuah novel yang terinspirasi dari kisah nyata. Namun karena merupakan sebuah
novel, tidak berarti semua hal harus diceritakan. Dalam sebuah blog Andrea
menjelaskan bahwa tokoh Lintang memang ada, tetapi dia tidak ingin
dipublikasikan. Sampai di sini, sosok Lintang masih menjadi misteri. Entahlah,
tokoh nyata atau khayalan kah si Lintang ini, hanya Andrea yang tahu.
C. Watak Para Tokoh Film Laskar Pelangi
1.
Ikal
Baik, puitis, penurut, pintar,
suka menolong orang lain.
2.
Lintang
Baik, pintar, mandiri, suka
menolong, pemberani, bertanggung jawab.
3.
Mahar
Mudah terpengaruh, kreatif,
berbakat di bidang seni.
4.
Borek atau Samson
Jahil dan pemarah.
5.
Kucai
Berjiwa pemimpin, pekerja keras.
6.
A kiong
Baik, lembut, suka menolong.
7.
Sahara
Baik, suka megingatkan pada
kebaikan, pintar.
8.
Harun
Memiliki keterbelakangan mental.
9.
Flo
Rajin membaca buku, suka
mempengaruhi orang lain.
10. Syahdan
11. Trapani
12. Bu Muslimah
Penyabar, penuh kasih
sayang, teguh pendirian, baik
13. Pak Harfan
Berjiwa kepemimpinan yang tinggi,
penyabar, baik, pekerja keras, bertanggung jawab.
14. Pak Bakri
Tidak teguh pendirian,
tergiur dengan harta.
15. Pak Mahmud
Baik, berani membela
yang benar.
16. Pak Zulfikar
Baik, suka menolong.
D. Nilai-nilai Pancasila yang
Terkandung dalam Film Laskar Pelangi
Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha
Esa):
1.
SD Muhammadiyah Gantoeng merupakan sekolah berbasis agama, yaitu
agama Islam.
2.
Pelajaran di sekolahnya mengutamakan pelajaran agama, seperti
mempelajari keimanan dan kisah-kisah Nabi.
3.
Tidak melupakan sholat dan mengutamakan sholat berjamaah.
4.
Menghormati pemeluk agama lain, yaitu A kiong yang beragama
Konghuchu.
Sila Kedua (Kemanusaian yang adil
dan beradab) :
1.
Menerima Harun dan memeperlakukannya sama dengan murid-murid lain
meski Harun memiliki keterbelakangan.
2.
Berani membela kebenaran dan keadilan yang ditunjukan oleh Pak
Mahmud sat membela Lintang di lomba cerdas cermat.
Sila Ketiga (Persatuan Indonesia)
:
1.
Ikut memeriahkan karnaval saat Hari Ulang Tahun Republik
Indonesia.
2.
Pengorbanan para guru SD Muhammadiyah Gantoeng yang tetap mengajar
meski tidak digaji.
Sila Keempat (Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan) :
1.
Musyawarah para juri cerdas cermat saat mengkoreksi jawaban
Lintang.
Sila Kelima (Kedalian Sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia) :
1.
Saling membantu membersihkan sekolah saat sekolah bocor.
2.
Bekerja keras yang ditunjukkan saat para tokoh lascar pelangi giat
belajar dan saat libur sekolah mereka bekerja.
No comments:
Post a Comment