Valentine's Day Pumping Heart

Pengeringan Beku (Freeze Dryer/Liofilisasi)


Saat ini mulai dikenal banyak metode pengeringan yang digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi salah satu cara pengeringan yang dianggap paling baik saat ini adalah metode menggunakan freeze drying atau yang dikenal dengan pengeringan beku. Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair dari bahan sehingga mengurangi kandungan atau sisa cairan di dalam zat itu sampai suatu nilai yang dikehendaki. Pengeringan dalam bidang farmasi bertujuan menghilangkan zat cair yang volatil yang terkandung dalam solid atau non volatil dengan pemanasan.
Freeze-drier bekerja dengan pembekuan material dan kemudian mengurangi tekanan dan menambahkan panas yang cukup untuk memungkinkan air beku dalam material menguap langsung dari fasa padat ke fasa gas.
Kata kunci : Freeze dryer, mekanisme, kegunaan, spesifikasi alat

PENGERINGAN BEKU (Freez Dryer)
Frees Driyer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk kedalam Conduction Dryer/ Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak langsung yaitu antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media pemanas terdapat dinding pembatas sehingga air dalam bahan basah / lembab yang menguap tidak terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas terjadi secara hantaran (konduksi), sehingga disebut juga  Conduction Dryer/ Indirect Dryer.
Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas. Keunggulan pengeringan beku, dibandingkan metoda lainnya, antara lain adalah :
a. dapat mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan aroma, warna, dan unsur organoleptik lain)
b. dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan perubahan bentuk setelah pengeringan sangat kecil)
c. dapat meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat berongga dan lyophile sehingga daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat kembali ke sifat fisiologis, organoleptik dan bentuk fisik yang hampir sama dengan sebelum pengeringan).
Keunggulan-keunggulan tersebut tentu saja dapat diperoleh jika prosedur dan proses pengeringan beku yang diterapkan tepat dan sesuai dengan karakteristik bahan yang dikeringkan. Kondisi operasional tertentu yang sesuai dengan suatu jenis produk tidak menjamin akan sesuai dengan produk jenis lain.
Spesifikasi alat
Spesifikasi alat ini terdiri komponen asesorisnya terdiri dari: vaccum sensor, vaccum hose, base plate, 3 unheated shelves, drying chamber, rubber valve, vaccum pump dan exhaust filter. Sedangkan menu display antara lain dari beberapa setting program antara lain: pengaturan suhu, waktu oprasional, dll.
Cara kerja alat
Pengoprasian alat tersebut sedikit lebih panjang karena banyak menu display yang harus diseting dahulu dan harus lebih hati-hati karena banyak peralatan/asesoris terbuat dari gelas. Cara oprasionalnya sebagai berikut: ekstrak cairan atau kental sebelum dimasukkan kedalam Freeze Dryer telah dibekukan dalam refrigerator (lemari es) minimal semalam. Setelah membeku kemudian dimasukkan ke dalam alat, alat disetting sesuai dengan yang diinginkan. Oleh vaccum puma alat tersebut akan menyedot solvent yang telah beku (freeze) menjadi uap. Prinsip kerja alat ini adalah merubah fase padat/es/freeze menjadi fase gas (uap).
Kegunaan alat
Sesuai dengan namanya pula Freeze Dryer (pengering beku) dapat digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan cair seperti ekstrak baik cair maupun kental, lebih ditekankan untuk pengeringan ekstrak dengan penyari/solvent dari air. Pengeringan ekstrak relatif lama, sebagai ilustrasi kerja alat tersebut sebagai berikut: untuk mengeringkan ekstrak cair sebanyak 500 ml bisa membutukan waktu lebih dari 20 jam. Untuk itu lebih disarankan ekstrak yang dikeringkan dalam Freeze Dryer sudah dalam ekstrak kentalnya sehingga waktu pengeringan akan lebih cepat sehingga biaya akan lebih murah. Kapasitas alat tersebut mampu mengeringkan ekstrak sampai 6 liter sekaligus.
Proses pengeringan beku dengan alat freeze dryer ini berlangsung selama 18-24 jam, karena proses yang panjang inilah membuat produk-produk bahan alam ini menjadi lebih stabil dibandingkan dengan metode pengeringan yang lain seperti pengeringan semprot atau yang dikenal dengan spray drying. Pengeringan beku ini dapat meninggalkan kadar air sampai 1%, sehingga produk bahan alam yang dikeringkan menjadi stabil dan sangat memenuhi syarat untuk pembuatan sediaan farmasi dari bahan alam yang kadar airnya harus kurang dari 10%.
pada prosesnya yang panjang ini sampel akan dibekukan terlebih dahulu, lalu setelah itu dimasukkan kedalam alat freeze dryer yang akan diset suhu dan tekanannya dibawah titik triple. dan akan terjadi proses sublimasi yaitu dari padat menjadi gas. Penggunaan freeze drying ini sendiri juga telah banyak diaplikasikan dalam pengeringan produk makanan, hasil dari pengeringan ini tidak merubah tekstur dari produk itu sendiri dan cepat kembali kebentuk awalnya dengan penambahan air.
Untuk proses pengeringan beku (freeze dryer), menurut Muchtadi (1992), bahan yang dikeringkan terlebih dahulu dibekukan kemudian dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan tekanan rendah sehingga kandungan air yang sudah menjadi es akan langsung menjadi uap, dikenal dengan istilah sublimasi. Pengeringan menggunakan alat freeze dryer lebih baik dibandingkan dengan oven karena kadar airnya lebih rendah. Pengeringan menggunakan alat freeze dryer/pengering beku lebih aman terhadap resiko terjadinya degradasi senyawa dalam ekstrak. Hal ini kemungkinan karena suhu yang digunakan untuk mengeringkan ekstrak cukup rendah.


Alat Freeze Dryer


Spesifikasi Alat Freeze Dryer

Simpulan
Freeze Dryer termasuk kedalam alat pengeringan jenis indirect dryer/ conduction dryer yaitu merupakan salah satu metode pengeringan yang mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan. Sesuai dengan namanya pula Freeze Dryer (pengering beku) dapat digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan cair seperti ekstrak baik cair maupun kental, lebih ditekankan untuk pengeringan ekstrak dengan penyari/solvent dari air. Pengeringan beku ini dapat meninggalkan kadar air sampai 1%, sehingga produk bahan alam yang dikeringkan menjadi stabil dan sangat memenuhi syarat untuk pembuatan sediaan farmasi dari bahan alam yang kadar airnya harus kurang dari 10%. Namun, freeze dryer membutuhkan biaya yang lebih mahal.


Termodinamika II


1.     Aplikasi Mesin Carnot Pada Mesin Bensin (Mesin Otto)
Ø Istilah-istilah untuk memahami prinsip kerja
1.    TMA (titik mati atas) atau TDC (top dead centre): posisi piston berada pada titik paling atas dalam silinder mesin
2.    TMB (titik mati bawah) atau BDC (bottom dead centre): posisi piston berada pada titik paling bawah dalam silinder mesin
Mesin bensin ada dua macam yaitu:
a.    Mesin empat langkah (empat tak)
Mesin empat tak, adalah mesin pembakaran dalam yang satu siklus pembakarannya mengalami empat langkah (piston) yang banyak digunakan pada mobil, motor, kapat, pesawat dll. Mesin empat tak, memiliki empat langkah yaitu: langkah pemasukan (hisap), kompresi, tenaga dan langkah buang. Langkah-langkah pada mesin empat tak:
·      Langkah ke 1, piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katub masuk terbuka dan katup keluar tertutup, mengakibatkan udara (mesin diesel) atau gas (sebagian besar mesin bensin) terhisap masuk ke ruang bakar.
·      Langkah ke 2, piston bergerak dari TMB ke TMA dengan posisi kedua katup tertutup sehingga udara/gas terkompresi. Sesaat sebelum piston sampai TMA terjadi waktu penyalaan (timing ignition)
·      Langkah ke 3, gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan pada ruang bakar, sehingga piston bergerak terdorong dari TMA ke TMB. Langkah ini menghasilkan tenaga.
·      Langkah ke 4, piston bergerak dari TMB ke TMA dengan katup masuk tertutup sedang katup keluar terbuka, sisa gas pembakaran terdorong keluar menuju katup keluar (yang terbuka) dan diteruskan ke lubang pembuangan. (proses mesin 4 tak)
b.    Mesin dua langkah (dua tak)
Mesin dua tak, adalah mesin pembakaran yang dalam satu siklus pembakaran mengalami dua langkah dengan proses pemasukan (intake), kompresi, tenaga dan pembuangan juga terjadi. Di samping TMA dan TMB pada mesin 2 tak terdapat istilah:
-       Ruang bilas yaitu ruangan di bawah piston yang berfungsi untuk ruang gas hasil campuran udara, bahan bakar dan pelumas bisa tercampur merata
-       Pembilasan yaitu proses pengeluaran gas gas hasil pembakaran dan pemasukan gas untuk pembakaran dalam ruang bakar
Langkah-langkah pada mesin dua tak:
Langkah ke 1:
-       Piston bergerak dari TMA ke TMB, piston akan menekan ruang bilas di bawahnya
-       Pada titik tertentu piston (ring piston) akan melewati lubang gas pembuangan dan lubang gas pemasukan, (biasanya lubang pembuangan lebih dulu). Saat piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang pembakaran keluar
-       Sedang saat piston melewati lubang pemasukan gas yang berada dalam ruang pembilasan tertekan dan terpompa masuk ruang pembakaran sekaligus menekan gas yang berada dalam ruang pembakaran keluar ke lubang pembuangan
-       Piston terus menuju ke ruang bilas sampai TMB sekaligus memompa gas dalam ruang bilas menuju ruang pembakaran
Langkah ke 2:
-       Piston bergerak dari TMB ke TMA, piston akan mengisap percampuran udara, bahan bakar dan pelumas ke dalam ruang bakar (percampuran dilakukan oleh karbuarator/sistem injeksi)
-       Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan menekan sampai TMA gas yang berada dalam ruang pembakaran
-       Sebelum sampai TMA terjadi waktu penyalaan (timing ignition) sehingga dihasilkan tenaga. Pembakaran terjadi sebelum TMA karena untuk pembakaran memerlukan waktu
Siklus Otto

Kerja pada siklus Otto:
Ø  Proses 1 – 2, kompresi adiabatis (dQ = 0)
Q = U + W                  dQ = dU + dW
dW = - dU                  W1 = - Cv ( T2 – T1)
Ø  Proses 2 – 3, isokoris (dV = 0 W = 0)
Q = U
Qin = Cv ( T3 – T2)
Ø  Proses 3 – 4, ekspansi adiabatis (dQ = 0)
W1 = - Cv ( T4 – T3)
Ø  Proses 4 – 1, isokorik (dV = 0)
Qout = Cv ( T1 – T4) panas ini dilepas ke lingkungan (terbuang)
Efisiensi mesin Otto:

Proses adiabatik (1-2) dan (3-4)


2.     Aplikasi Refrigator Carnot Pada Kulkas



Ada dua perumusan untuk Hukum kedua Termodinamika, yaitu : 1. Rumusan Kelvin Planck Menyatakan bahwa tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus secara terus menerus, menerima kalor dari suatu reservoir dan mengubah kalor tersebut seluruhnya menjadi usaha luar. 2. Rumusan Clausius Menyatakan bahwa tidak mungkin membuat mesin yang bekerja menurut satu siklus, mengambil kalor dari reservoir bersuhu rendah dan memberikannya pada tandon bersuhu tinggi tanpa dilakukan kerja dari luar. Hukum kedua termodinamika dirumuskan untuk menyatakan pembatasan-pembatasan yang berhubungan dengan pengubahan kalor menjadi kerja, dan juga untuk menunjukkan arah perubahan proses di alam. Dalam bentuknya yang paling umum, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan mempergunakan suatu fungsi keadaan yang disebut entropi. Jika ΔS as ialah perubahan entropi yangterjadi di alam semesta, maka bagi setiap proses spontan berlaku, ΔS as > 0.
Dengan memandang alam semesta itu sebagai sistem dan lingkungan, maka dapat pula dikatakan bahwa untuk semua proses spontan berlaku, ΔS Sistem + ΔS lingkungan > 0 dengan ΔS sistem ialah perubahan entropi sistem dan ΔS lingkungan ialah perubahan entropi lingkungan. Ukuran penampilan dari sebuah mesin pendingin disebut koefisien performansi (diberi lambang Cp). Koefisien performansi merupakan hasil bagi kalor Q2 yang dipindahkan dari reservoir dingin dengan usaha W yang dibutuhkan untuk memindahkan kalor ini.
Kulkas menjadi salah satu kebutuhan yang krusial bagi rumah tangga masyarakat Indonesia di masa sekarang. Kulkas umumnya digunakan untuk menyimpan bahan makanan mentah, sayur-sayuran, buah-buahan, minuman kaleng, dan es krim agar tidak membusuk, tahan lama, dan tetap terjaga awet di dalam suhu yang telah dikondisikan. Kulkas adalah suatu unit mesin pendingin di pergunakan dalam rumah tangga, untuk menyimpan bahan makanan atau minuman. Untuk menguapkan bahan pendingin di perlukan panas.
Lemari es memanfaatkan sifat ini. Bahan pendingin yang digunakan sudah menguap pada suhu -200C. panas yang diperlukan untuk penguapan ini diambil dari ruang pendingin, karena itu suhu dalam ruangan ini akan turun. Penguapan berlangsung dalam evaporator yang ditempatkan dalam ruang pendingin. Karena sirkulasi udara, ruang pendingin ini akan menjadi dingin seluruhnya. Lemari Es merupakan kebalikan mesin kalor. Lemari Es beroperasi untuk mentransfer kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungn yang hangat. Dengan melakukan kerja W, kalor diambil dari daerah temperatur rendah TL (katakanlah, di dalam lemari Es), dan kalor yang jumlahnya lebih besar dikeluarkan pada temperature tinggi Th (ruangan).
Sistem lemari Es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada temperatur tinggi melalui penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari Es dimana Qh dikeluarkan dan gas mendingin untuk menjadi cair. Cairan lewat dari daerah yang bertekanan tinggi , melalui katup, ke tabung tekanan rendah di dinding dalam lemari es, cairan tersebut menguap pada tekanan yang lebih rendah ini dan kemudian menyerap kalor (QL) dari bagian dalam lemari es. Fluida kembali ke kompresor dimana siklus dimulai kembali.
Lemari Es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk mengambil kalor dari daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi) tidak mungkina ada. Ini merupakan pernyataan Clausius mengenai hukum Termodinamika kedua. Kalor tidak mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas. Dengan demikian tidak akan ada lemari Es yang sempurna.
Jadi kesimpulannya, kulkas menggunakan penerapan Hukum kedua Termodinamika, dan bisa dikatakan kulkas menggunakan salah satu konsep Termodinamika.

1. Cara Kerja Instalasi Mesin Kulkas
Pertama-tama, dengan adanya aliran listrik, kompresor akan bekerja menghisap gas refrigeran yang bersuhu dan bertekanan rendah dari saluran hisap dan evaporator. Kompresor kemudian memampatkan gas refrigeran sehingga menjadi uap/gas bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Gas tersebut dipaksa keluar oleh kompresor memasuki kondensor yang dingin. Gas refrigeran yang panas dan bertekanan tinggi tersebut di dalam kondensor akan didinginkan oleh udara di luar 15 lemari es (panas berpindah dari kondensor ke lingkungan luar) sehingga suhunya turun, mencapai suhu kondensasi (pengembunan) dan wujudnya berubah menjadi cair, tapi tekanannya tetap tinggi.
Refrigeran ini kemudian mengalir ke dalam penyaring (strainer dan drier), lalu masuk ke dalam pipa kapiler yang berdiameter kecil dan panjang sehingga tekanannya turun drastis dari pipa kapiler, refrigeran cair yang tekananya sudah sangat rendah ini selanjutnya memasuki ruang evaporator yang memiliki tekanan yang rendah hingga vakum, sehingga titik didihnya semakin rendah. Oleh sebab itu, refrigeran segera berubah wujud menjadi gas.


Skematik komponen – komponen lemari es. Bagian belakang lemari es tempat terjadinya pertukaran panas antara refrigeran dengan lingkungan
Untuk dapat menguap di dalam evaporator, refrigeran memerlukan kalor. Oleh karena refrigeran memiliki kalor laten penguapan yang besar, kalor diserap dari sekeliling evaporator, yaitu isi lemari es. Kerja ini diperkuat oleh adana daya hisap kompresor yang menyebabkan molekul-molekul gas refrigeran mendapat percepatan sehingga bergerak melesat sepanjang evaporator sambil mengambil panas dari sekelilingnya dengan efek resultan isi lemari es menjadi dingin.
Selanjutnya gas refrigeran memasuki akumulator untuk dipisahkan dengan refrigeran yang masih berwujud cair. Hanya refrigeran yang berwujud gas yang boleh memasuki saluran hisap, kemudian kembali lagi ke kompresor untuk dimampatkan, kemudian dipompakan lagi ke kondensor, begitu seterusnya.
Selain cooling cycle, lemari es juga memiliki kerja pendukung yaitu mencairkan es (defrost). Bila defrost tidak berfungsi, maka bunga es akan semakin menumpuk di luar pipa evaporator sehingga akhirnya daya mendinginkan akan semakin berkurang.
Kerja mencairkan es di evaporator dikerjakan oleh defrost heater (pemanas listrik) yang dibantu oleh komponen-komponen listrik kecil yang membentuk rangkaian listrik dengan berbagai variasi rangkaian , namun memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu mengatur waktu pendinginan dan pencairan es secara bergantian agar tercapai pendinginan yang optimal di dalam lemari es.

2. Jenis Aliran Udara Pendingin
Jenis aliran udara pada lemari es ada 2 macam :
a.    Secara alamiah tanpa fan motor, di dalam lemari es udara dingin pada bagian atas dekat evaporator mempunyai berat jenis lebih besar. Dari beratnya sendiri udara dingin akan mengalir ke bagian bawah lemari es. Udara panas pada bagian bawah lemari es karena berat jenisnya lebih kecil dan di desak oleh udara dingin dari atas, akan mengalir naik ke atas menuju evaporator. Udara panas oleh evaporator didinginkan menjadi dingin dan berat lalu mengalir ke bawah lagi. Demikianlah terjadi terus menerus secara alamiah.
b.    Aliran udara di dalam lemari es dengan di tiup oleh fan motor, lemari es yang memakai fan motor, dapat terjadi sirkulasi udara dingin yang kuat dan merata ke semua bagian dari lemari es. Udara panas di dalam lemari es dihisap oleh fan motor lalu dialirkan melalui evaporator. Udara menjadi dingin dan oleh fan motor di dorong melalui saluran atau cerobong udara, di bagi merata ke semua bagian dalam lemari es.

Falsafah jawa yang berkaitan dengan nilai-nilai pancasila

1)     Agama tiang kehidupan

        Agama ageming aji
Ungkapan tradisional tersebut mempunyai arti agama adalah busana yang mulia, atau dapat pula diartikan sebagai agama harus menjadi landasan pandangan pemimpin dalam bertindak.
Agama adalah segenap kepercayaan atau keyakinan serta ajaran dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan atau keyakinan tersebut. A berarti tidak, gama artinya rusak. Jadi, suatu keyakinan bila dipatuhi ajarannya maka membuat masyarakat tidak rusak. Bagi pandangan masyarakat Jawa agama diibaratkan sebagai busana. Untuk kehidupannya, manusia membutuhkan busana yang setiap hari dipakai. Untuk itu, busana yang paling berharga dan mulia adalah agama. Dengan kata lain, agama adalah tiang kehidupan. Sementara ituseorang pemimpin sebaiknya memimpin dengan dasar keagamaan. Bagi masyarakat Jawa, pemimpin adalah juga pemimpin agama. Dengan demikian, rakyat akan menerima berkah atas kedudukannya. Oleh karena itu, pemimpin harus memperhatikan rakyat. Konsep ini sejalan dengan landasan Negara yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

2)     Allah tempat memohon
       Hidup sangat keras, penuh perjuangan. Oleh karena itu, manusia hendaknya selalu berupaya dan berdoa. Dibawah ini yang dimasukkan dalam kategori ini.

Manekung anungku samadi
       Ungkapan tersebut mempunyai arti melakukan semedi, mengheningkan cipta dan berdoa untuk memohon ridha dan pertolongan Allah.
Bagi masyarakat Jawa, samadi merupakan aktivitas yang sudah umum dilakukan generasi tua untuk pengolahan jiwa, membersihkan jiwa dari yang negatif dan melakukan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Samadi akan menghasilkan jiwa yang bersih dengan keimanan dan kearifan yang tinggi.

3)     Keimanan pada Allah
       Nilai ini ditunjukkan oleh ungkapan tradisional sebagai berikut.

a.     Manungsa saderma nglakoni

Arti ungkapan tradisional tersebut adalah manusia sekedar menjalani. Manusia merencanakan dan berusaha, namun Allah yang menentukan semuanya. Masyarakat Jawa menyikapi fenomena kegagalan dari suatu usaha keras atau rencana dengan kepasrahan yang dalam. Kepasrahan tersebut disertai keimanan yang tinggi karena disebutkan dalam ungkapan tradisional berikutnya.

b.  Gusti ora sare

Allah tidak pernah tidur, Allah mengetahui apa yang dilakukan oleh manusia, baik yang secara nyata maupun secara sembunyi. Orang Jawa meyakini bahwa Tuhan ada dimana-mana dan mengetahui yang baik dan buruk yang dilakukan oleh manusia, mengetahui orang yang sudah melakukan perjuangan untuk kebaikan, pasti suatu ketika akan mendapat imbalan dari Allah. Prinsip keimanan ini diyakini orang Jawa mampu membuat kehidupan jadi tentram. Nilai-nilai tersebut mengandung sifat universal yang sesuai dengan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa.

c.  Manunggaling kawula Gusti

Nilai tersebut bermakna kesatuan hamba dengan Tuhan. Ungkapan tradisional tersebut menjadi konsep yang banyak menjadi dasar penulisan karya-karya sastra suluk. Konsep ini sering disebut sebagai wahdatul wujud. Manusia yang sudah melakukan laku sampai tataran tertinggi akan dapat bersatu dengan Tuhan. Dalam Suluk Wujil bahkan disebutkan tentang mistik cermin yang dimaknai bahwa orang yang telah sempurna perbuatan baiknya maka manusia tersebut akan memiliki sifat-sifat Tuhan. Olah karena itu, dengan keimanan yang tinggi maka manusia akan mampu untuk mencapai laku tertinggi dengan ibadah. Seperti halnya orang yang bercermin, bila cermin bersih akan mencerminkan semua keadaan benda/ orang yang bercermin. Konsep manunggaling kawula Gusti juga sering dimaknai sebagai konsep manunggaling rakyat dengan rajanya.

II.  Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Nilai ungkapan tradisional yang dapat dimasukkan dalam konsep tersebut adalah sebagai berikut.

a.   Realistis menghadapi kehidupan

1)   Asu rebutan balung
      Yang bermakna orang yang memperebutkan barang yang sesungguhnya tidak perlu diperebutkan. Oleh keadaan itu, maka diperlukan sikap realistis menghadapi kehidupan. Apabila sejak semula masyarakat tahu apa yang diperebutkan tentu tidak terjadi perebutan.

2)   Asu gedhe menang kerahe
       Orang yang mempunyai pangkat yang tinggi, tentu mempunyai kekuasaan yang lebih besar. Oleh karena masyarakat harus bersikap realistis, bahwa masyarakat harus mau diatur dan tidak perlu cemburu, iri, dengki terhadap teman yang kebetulan menjadi penguasa/ pejabat di lingkungannya.

3)   Banyu pinarang ora bakal pedhot
       Pertengkaran saudara tidak mungkin akan memutuskan tali persaudaraan. Oleh karena itu, orang lain tidak perlu ikut campur karena justru akan merusak keadaan. Dengan sikap realistik menghadapi kenyataan dalam kehidupan, maka masyarakat dapat saling menghormati karena masyarakat menyadari kedudukan masing-masing.

b.   Introspeksi diri

1)   Becik ketitik ala ketara
       Yang bermakna perbuatan baik dan buruk pasti akan dapat diketahui kelak kemudian hari. Oleh karena itu, harus introspeksi diri terhadap perbuatan masing-masing.

2)   Kebat kliwat gancang pincang
         Ungkapan ini mempunyai makna bahwa bertindak terburu-buru pasti banyak orang tidak puas karena banyak kekurangan.
Ungkapan-ungkapan tersebut mengandung pesan untuk selalu introspeksi diri agar selamat dan pekerjaan yang dilakukan bisa berhasil.
Adanya introspeksi dalam diri manusia yang merupakan anggota masyarakat dan pemimpinmaka tindakan dapat diukur. Adanya keseimbangan, akan terjadi keadilan dan masyarakat yang beradab.

c.    Tanggung jawab
     Ungkapan tradisional yang mempunyai nilai tanggung jawab anggota masyarakat terhadap sesama atau pemimpin pada anak buah terdapat pada ungkapan berikut.

1)   Anak polah bapa kepradah
       Yang mempunyai makna bahwa tingkah polah anak menjadi tanggung jawab orang tua. Oleh karena itu, anak dan orang tua harus saling mengendalikan diri dan orang tua member teladan serta modal yang baik untuk anak-anaknya agar menjadi anak-anak yang bisa dibanggakan.

2)   Bawa leksana
       Arti ungkapan ini adalah menepati kata-kata. Orang Jawa mengajarkan agar manusia menepati janji yang telah terucap dan menjalankan komitmennya.
Konsep tanggung jawab tampak pada ungkapan tradisional tersebut, dengan menyadari adanya tanggung jawab tersebut maka orang hidup harus hati-hati dan waspada.

d.   Hati-hati dan waspada
          Ungkapan tradisional yang mengandung nilai hati-hati dan bersifat pepeling atau nasehat adalah sebagai berikut.
1. Blaba wuda
Yang mempunyai makna bahwa disebabkan oleh terlalu baik dan tidak pelit justru semua yang dimiliki diberikan sehingga barangnya menjadi  tidak bersisa.
2. Mbidhung api rowang
Ungkapan tersebut mempunyai makna seolah-olah ingin menolong namun sesungguhnya akan membuat persoalan.
3. Cedhak celeng boloten
Ungkapan tradisional ini mempunyai makna berdekatan dengan orang yang mempunyai perilaku buruk, maka akan ikut berpengaruh berperilaku buruk pula.
Orang Jawa mengajarkan bahwa hati-hati dan waspada dalam kehidupan membuat masyarakat mempertimbangkan semua yang akan dilakukan agar tidak meleset dari sasaran, tidak menyakiti orang, menimbulkan kenyamanan. Oleh karena itu, maka pemimpin yang melakukan kepemimpinannya dengan penuh perhitungan matang pasti juga akan menimbulkan kebaikan. Dapat disebutkan bahwa kehati-hatian dan kewaspadaan menjadikan bangsa lebih beradab.

III.  Persatuan Indonesia
1)  Nasionalisme
Menurut Ernest Renan (dalam Buletin Seni Budaya, 2007:6) menyebutkan bahwa nasionalisme adalah jiwa dan prinsip spiritual yang menjadi ikatan bersama baik dalam pengorbanan maupun dalam kebersamaan. Sementara menurut Benedick Anderson, nasionalisme didefinisikan sebagai sebuah komunitas politik terbayang, semula dibayangkan dalam pikiran tentang sebuah komunitas selanjutnya diterima sebagai persahabatan yang kuat dan dalam. Nasionalisme merupakan perasaan bersama yang menjadi ikatan dan solidaritas. Dalam ungkapan tradisional nasionalisme tampak pada:
a. Sabaya pati, sabaya mukti
Ungkapan tradisional tersebut mempunyai makna semangat untuk bersama dalam keadaan apapun, diibaratkan kerukunan yang sampai terbawa mati.
b. Rumangsa melu handarbeni, rumangsa wajib hangrungkebi, mulat sarira hangrasa wani.
Ungkapan tradisional tersebut bermakna orang merasa ikut memiliki, merasa wajib membela, mencermati diri sendiri dan mawas diri.
c. Negara mawa tata, desa mawa cara
Yang berarti Negara mempunyai peraturan, desa memiliki adat-istiadat. Masyarakat Jawa mengajarkan bahwa setiap anggota     masyarakat harus memahami, menghormati adat-istiadat masing - masing. Dengan demikian akan tercipta harmoni. Pandangan masyarakat Jawa terkait dengan semangat dan solidaritas bersama bahwa masing-masing daerah mempunyai kekhususan yang akan dibawa maju bersama menjadi cita-cita konsep persatuan Indonesia.
d. Mangan ora mangan kumpul
Makna yang menarik diungkapan oleh Laksono (2007:16) yang menyatakan bahwa ungkapan Jawa seringkali mendua, arti yang paradoksal.
Ungkapan tersebut harus dilihat dalam konteks sejarah saat digunakannya ungkapan itu. Konon ungkapan tersebut merupakan semboyan perjuangan Raden Wijaya ketika dalam keadaan terjerat dan terkepung oleh tentara Tartar. Disebutkan makna ungkapan tersebut bahwa meski dalam keadaan serba kekurangan karena terkepung prajurit musuh, semangat nasionalisme ditumbuhkan melalui semboyan itu agar prajurit Majapahit tetap bersatu.
2)  Patriotisme konstruktif
       Staub dalam Buletin Seni dan Budaya (2007) menyatakan bahwa patriotisme dibagi dalam blind patriotism dan constructive patriotisme. Patriotisme buta adalah keterikatan kepada negara dengan tidak mempertanyakan segala sesuatu, tetapi loyal dan tidak toleran terhadap kritik. Patriotisme konstruktif juga tetap menuntut kesetiaan dan kecintaan rakyat terhadap bangsa, namun tidak meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan. Pemimpin tidak selamanya benar, bahkan sebutan orang tidak patriotis oleh seorang pemimpin bisa jadi berarti sebaliknya. Seorang layak disebut patriot adalah orang yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.

Adapun nilai-nilai patriotisme konstruktif dalam ungkapan tradisional adalah sebagai berikut.
a. Sadumuk bathuk, sanyari bumi, den lakoni tekan pati, pecahing dhadha wutahing ludira
Ungkapan tersebut mempunyai makna seberapa jangkauan bahkan sampai seluas bumi, apabila sudah berniat membela akan dibela sampai mati, pecahnya dada dan keluarnya darah. Jadi manusia Jawa mengajarkan bahwa kehormatan atau harga diri dari tanah air merupakan sesuatu yang sangat penting. Masyarakat sanggup membelanya dengan taruhan nyawa. Disatu sisi, ungkapan tersebut juga mengandung makna bahwa sentuhan di dahi oleh orang lain bagi orang Jawa dapat dianggap sebagai penghinaan. Demikian pula penyerobotan atas kepemilikan tanah walaupun luasnya hanya selebar satu jari tangan.
b. Rawe-rawe rantas malang-malang putung
Ungkapan ini mengandung makna segala sesuatu yang menghalangi harus disingkirkan. Ungkapan ini menyiratkan adanya patriotisme konstruktif dimana masyarakat perlu mengusir musuh bersama-sama masa kini yaitu korupsi, kebodohan, dan kemiskinan. Untuk mengusir itu harus serius, sesuatu yang menghalangi harus dilawan atau disingkirkan.

IV. Kerakyatan yang Dipimpim oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
      Permusyawaratan Perwakilan
1. Tertib religi, sosial, dan kosmos
a. Aja nggege mangsa
Yang diartikan jangan mempercepat waktu. Ungkapan tersebut mengandung ajaran bahwa manusia menjaga tertib religi, sosial, dan kosmos agar segalanya berjalan melalui proses. Segala sesuatu yang dilakukan secara instan akan tidak tahan lama dan dapat berakibat buruk.
b. Memayu hayuning bawana
Artinya menjaga ketertiban dunia. Masyarakat Jawa mengajarkan dengan menjaga ketertiban dunia maka tidak ada eksploitasi lingkungan, terjadi saling menjaga. Selanjutnya kerusakan alam, pencemaran dapat dikurangi.
2.  Gotong royong

Ungkapan tradisional yang memiliki nilai tersebut adalah:
a. Sayuk rukun saiyeg saeka praya
 Yang artinya bersatunya perasaan antar individu, anggota masyarakat untuk satu tujuan. Ungkapan tradisional ini menjadi roh kegotong royongan masyarakat yang terwujud dalam kegiatan bersama, misalnya kerja bakti.
b. Gugur gunung
Ungkapan ini mempunyai makna kerja sosial yang harus dilakukan secara bersama-sama untuk menyelesaikan kerja fisik yang besar, sehingga diibaratkan seperti mau menghancurkan gunung.
Ungkapan tradisional tersebut kadang-kadang dipakai untuk kerja bakti memperbaiki fasilitas desa. Masyarakat Jawa mengajarkan konsep kegotong royongan untuk mengerjakan fasilitas milik masyarakat sendiri.

Nilai-nilai tersebut menyerukan masyarakat untuk melakukan tertib religi, sosial, dan kosmos. Nilai gotong royong merupakan nilai yang mengandung sifat universal.

V. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pemimpin yang adil dan bijaksana:
a. Maju tanpa bala
Makna ungkapan tersebut adalah seorang pemimpin hendaknya berani bertanggung jawab dan berada di garda depan tanpa didampingi anak buahnya. Makna implisit yang ada di dalamnya adalah pemimpin harus bisa memayungi rakyat, bijaksana karena memikirkan rakyat, dan adil ketika memperlakukannya.
b. Raja gung binathara
Ungkapan tradisional tersebut mempunyai makna raja besar (agung) seperti dewa. Raja yang agung adalah raja yang mendapatkan keagungan dari rakyat, karena kebijaksanaan, karisma, dan keadilan yang dimiliki sehingga kedudukan dan sifatnyaseperti dewa. 



Makna Kata


Nama               : Alin Herosi
NIM                : 3211151045
Jurusan            : Kimia
“Makna Kata”

A.    Jenis Makna Kata
1.      Makna Leksikal
Contoh :
a)      Makan adalah memasukkan sesuatu ke dalam mulut, mengunyah dan menelannya.
b)      Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal manusia
c)      Makan kambing sapi
d)     Minum buku pensil
e)      Nina jatuh cinta pada teman sekelasnya
f)       Silahkan angkat kaki dari sinii
g)      Para pejabat itu seperti tikus-tikus
h)      Dia bunga di desa kami
i)        Hari ini kami belajar Bahasa Indonesia
j)        Obat itu diminum dua kali sehari
k)      Rumahmu bersih dab banyak tanaman bunga
l)        Ucapannya memotong harapanku
m)    Kita dapat memetik manfaat dari seminar itu
n)      Kepalanya hancur karena digilis mobil traktor
2.      Gramatikal
Contoh: 
a)      Penulis,
b)      Tulisan,
c)       Ditulis,
d)     Penulisan
e)      dr. Dina tiba di Bandung. (di: menyatakan tempat).
f)       Berlari = melakukan aktivitas
g)      Bersedih = dalam keadaan
h)      Bertiga = kumpulan
i)        Berpegangan = saling
j)        Berumah= mempunyai rumah
k)      Rumah-rumah = banyak rumah
l)        Rumah makan = tempat makan

3.      Makna Ideomatik
Contoh :
a)      Banting tulang = bekerja keras
b)      Meja hijau = pengadilan
c)      Buah tangan =oleh-oleh
d)     Bunga desa = wanita tercantik di desanya
e)      Keras kepala = susah diatur
f)       Naik darah = marah
g)      Darah biru= keturunan bangsawan
4.      Makna Denotasi
Contoh :
a)       Rindu sedang makan pisang.
b)     Adik makan  nasi  ( Makan artinya memasukkan sesuatu  ke dalam mulut.)
c)      Saya cantik seperti model
d)     Beliau telah meninggal tiga tahun yang lalu
e)      Kolam itu luasnya seratus meter persegi
f)       Sebanyak seratus ribu orang menonton pertandingan itu
g)      merah (warna seperti warna darah)
h)     makan hati (makan hati lembu/ayam)
i)        Panjang tangan(tangannya panjang)
j)       Angkat tangan( mengangkat tangannya)
5.      Makna Konotasi
Contoh :
a)       Nenek makan hati karena kakek bermata keranjang.
b)     Dimas patah hati karena ditolak cintanya
c)      Selva cantik bagaikan bunga
d)     Beliau telah mangkat tiga tahun yang lalu
e)      Kolam itu luas sekali
f)       Penonton yang ingin menyaksikan  pertandingan sepak bola membludak
g)      Andi tahun ini menjadi bintang lapangan
h)     Merah berani dilarang
i)        Makan hati  susah karena perbuatan orang lain
j)       panjang tangan (suka mencuri)
k)     Angkat tangan (tidak ikut campur)
B.     Relasi Makna
1.      Sinonim(Kesamaan Makna)
Contoh :
a)      Meneliti = menyelidik
b)      Mengamati = menyidik
c)      Mobil pak Tono dibeli dengan cara kredit, karena ia lebih suka mencicil dari pada membayar penuh.  Sinonim dari kredit = mencicil
d)     Semoga saja bu Sinta itu tidak berdusta, karena organisasi tidak menyukai orang yang suka berbohong. Sinonim dari berdusta = berbohong
e)      Hewan itu mati karena tertabrak mobil. Sinonim dari mati = Meninggal.
f)       Nama Latin dari bunga bangkai adalah Rafflesia Arnoldi.Sinonim dari bunga = Kembang
2.      Antonim
Contoh :
a)      Kaya><miskin
b)      Tinggi ><pendek
c)      Atas ><bawah
d)     Cantik >< gagah
e)      Kiri>< kanan
f)       Mudah ><sulit
g)      Pintar ><bodoh
h)      Mancung >< pesek
i)        Muda><tua
j)        Mentah><matang
k)      Panas >< dingin
l)        Suami ><istri
m)    Perempuan>< laki-laki
n)      Dulu><sekarang
o)      Baru><lama
p)      Bagus><jelek
q)      Bersih><kotor
3.      Polisemi
Contoh :
a)      - Rhoma Irama si raja dangdut sedang melakukan konser di Surabaya .
      Kata raja bermakna senior dari semua kalangan penyanyi
Raja hutan sedang memburu mangsannya di hutan
      kata raja bermakna penguasa hutan
Raja dari kerajaan majapahit sedang mengadakan sayembara
      kata raja bermakna penguasa / pemimpin wilayah tersebut
b)      Buah apel merupakan oleh oleh khas kota malang
       kata buah bermakna buah buahan
- Ayana memiliki buah hati yang bernama Nabila
       kata buah bermakna anak
- Nadzar membawa buah tangan dari kota Madura
      kata buah bermakna oleh-oleh
c)      Kepala Elang pusing memikirkan tugas matematika
     kata kepala bermakna anggota tubuh
- Ayahku menjadi kepala rumah tangga yang disiplin
      kata kepala bermakna pemimpin keluarga
-Kepala cabang bank BCA berada di daerah Rungkut
     kata kepala bermakna kantor cabang atau membawahi pusat .
d)     - El Ghifari merupakan kapten dari club sepak bola Ac Milan
       kata bola  bemakna alat olahraga
-Karena tawuran , bola mata seorang pelajar terluka
      kata bola bermakna anggota tubuh
- Indivision merupakan para bola terbaik di Indonesia
      kata bola bermakna antena televisi
e)      -Adi Bing Slamet menyeret Eyang Subur ke meja hijau
    kata meja bermakna pengadilan .
-Ayahku membeli meja belajar untuk adik ku
    kata meja bermakna perabotan rumah tangga
f)       Dengan ekor matanya,dia melihat wanita muda nan cantik itu(ekor disini bermakna bagian yang di belakang sekali
g)      Raja dari kerajaan majapahit sedang mengadakan sayembara(kata raja bermakna penguasa/pemimpin wilayah tersebut)
4.      Homonim
Contoh :
a)      Rapat ( Meeting , Pertemuan ) – Rapat ( Berdekatan )
Para peserta rapat bulanan karang taruna desa gayamsari itu duduk rapat di kursi panjang yang terbuat dari kayu jati.
b)      Bisa ( racun ) – Bisa ( dapat )
Bisa ular king cobra itu bisa membunuh orang setiap yang terkena gigitannya
c)      Genting ( Atap ) – Genting ( Gawat )
Suasana di sekitar rumah besar dengan genting merah itu sedang genting sekali karena perang yang tak kunjung usai.
d)     Malang ( Nasib ) – Malang ( Kota )
Malang sekali diriku ini menjadi salah satu jomblo ngenes di kota Malang yang dingin ini.
e)      Hak ( Bagian Sepatu ) – Hak ( Milik )
Hak sepatu merah wanita itu patah saat menuruni tangga selepas memberikan sambutan pada pertemuan hak asasi manusia di Bandung.
f)       Buku ( Ruas ) – Buku ( Kertas )
Aneka kerajinan dari buku bambu ini aku pelajari dari buku yang kupinjam dari perpustakaan sekolah.
g)      Muka ( Wajah ) – Muka ( Depan )
Muka mbak Dewi memerah karena malu saat berpidato di muka umum untuk pertama kalinya.
h)      Bulan (nama bulan dalam kalender)- Bulan (nama salah satu satelit) 
· Bulan malam ini terlihat sangat indah.
· Kakakku akan datang bulan Januari 2016 yang akan datang.
i)        Akar (operasi aljabar di dalam matermatika)- Akar (bagian dari tumbuhan)
· Ani sangat menyukai pelajaran matermatika terutama tentang akar persamaan kuadrat.
· Dika duduk di atas akar beringin yang besar sambil membaca novel.
j)        Selang (sela, jeda antara waktu dengan waktu tertentu)- Selang (alat untuk mengaliri air)
· Johan menyiram bunga dengan menggunakan selang.
· Pesawat itu jatuh selang beberapa menit setelah lepas landas.
k)      Beruang (hewan) – #beruang (punya uang)
l)        Syah = Raja - #Syah = kepala (pemimpin)
m)    buku = ruas - #buku = kitab
n)      bandar = pelabuhan - #bandar = parit - #bandar = pemegang uang dalam perjudian
5        Homofon
Contoh :
a)      - Pelatihan TNI di tanjung priuk menggunakan beberapa tank
     kata tank bermakna alat perang
- Ayaku mencabut paku menggunakan tang
     kata tang bermakna peralatan
b)      - Pak Saib sangat menyukai musik rock
     kata rock bermakna aliran music
- Bu Dina adalah pembuat rok terkena di Indonesia
    kata Rok bermakna pakaian
c)      - Jus mangga itu serasa wangi mint
    kata mint bermakna  daun
- Karena terlambat mengumpulkan tugas  Didit mendapat nilai min
   kata min bermakna nilai kurang
d)      -Massa jenis benda itu kurang dari massa jenis benda aslinya
     kata massa bermakna berat benda
- pada masa kini harga bawang sangat mahal
     kata masa bermakna waktu
e)      -Hendrik sedang mendengar nasihat dari pak guru
     kata pak bermakna bapak yang lebih tua
-Ibu membeli beberapa pack air mineral
     kata pack bermakna  satu kardus
f)       Sangsi (ragu)- Sanksi (hukuman)
· Aku masih sangsi dengan perkataannya.
· Sanksi yang diberikan kepada penjahat itu sangat tepat.
g)      Djarum (merek rokok)- Jarum (alat kedokteran) 
· Ayah meminta adik untuk membeli djarum di warung.
· Adik tidak mau pergi ke dokter karena takut jarum suntik.
6        Homograf
Contoh :
a)      -Para polisi serang markas teroris di daerah jakarta barat
    makna kata serang adalah menyerbu
- Pamanku berlibur ke kota Serang Banten
     makna kata serang adalah nama kota di daerah banten
b)       -Ibu mengolah kedelai menjadi  tahu goreng
     makna kata tahu adalah makanan
-Adik tidak tau mengapa kakak tiba – tiba marah
     makna kata tau berarti paham
c)      -Wajah kakak memerah saat terkena panas matahari
     makna kata memarah adalah berubah warna
-Pak Nanang sedang memerah susu sapi dikandang sapi
      makna kata memerah adalah mengambil susu
d)        -Piring itu menjadi keset setelah dicuci kakek
     makna kata  keset adalah bersih
- Pak Bayu membeli keset di toko peralatan rumah tangga
     makna kata keset adalah peralatan rumah tangga  
e)      -Pak Bayu membeli buah Apel dari kota malang
      makna apel berarti buah buahan 
-Komandan TNI AU mengadakan apel mendadak dilapangan 
     makna kata apel berarti upacara mendadak
f)       Teras (berarti inti)- Teras (berarti lantai datar depan rumah)
     · Ibu duduk santai di teras rumah.
      · Tulisan itu cocok sekali menjadi teras berita hari ini.
g)      Bela = menjaga / memelihara  (kambing itu saya bela sejak kecil lagi)
h)        tuntut /   membalas balik ( Maruah keluarga akan saya bela demi membersih kembali nama keluarga yang tercemar kerana saya memang tidak bersalah)      
i)         Sepak = perbuatan tendang (dengan kaki) perbuatan tampar (dengan tangan)      
j)        Rendang = nama masakan /pohon yang rimbun (lebat daunnya)    
k)       Remak = memeriksa dengan teliti / kawasan belukar / Perang / sengketa /warna (rambut perang)    
l)        Sela = selang (sela kelas) / sampuk      
m)     Tekad = azam / membuat keputusan muktamad untuk melakukan sesuatu / menghasilkan bentuk dengan menggunakan acuan    
n)      Selak = kunci / pengsan / menyingkap (kain langsir itu saya selak…)       Serak = suara yang parau / tidak tersusun / teratur      
o)      Perah = buah perah / perbuatan memerah yaitu membuang air / pati daripada    isinya (perah santan)gelang / nama sejenis pokok (digunakan untuk membuat  arang kayu) / barang kemas / hiasan wanita       
p)       Reda =  semakin berangsur / berkurangan / dengan rela hati / ikhlas  
7        Hiponim
Contoh :
a)      Membawa
b)      Melihat
c)      Buah
d)     Sayur
e)      Nasi
f)       Uang
g)      Setiap pagi minggu mereka melaksanakan senam bersama
h)      Mobil itu milik teman dekat aku
i)        Comedy yang bernama sule itu lucu dan menarik dilihat
8        Hipernim
Contoh :
a)      Makan kentang goreng
b)      Menjinjing
c)      Memikul
d)     Menjepit
e)      Menatap
f)       Menoleh
g)      Mengintip
h)      Ki joko sedang mengusir hantu di ruang depan
i)        Ikan itu indah sekali kalau dilihat dari dekat
j)        Adik setiap pagi dan mala selalu rajin menggosok gigi dengan menggunakan odol
k)      Ibu sedang membuat kue
C.     Perubahan Makna
1.      Perluasan (generalisasi)
Contoh:
a)      Kata papan yang semula hanya bermakna belahan pipih dari sebilah kayu, seperti pada kalimat ”Ayah memotong sebilah papan kemarin sore”, sekarang sudah meluas maknanya menjadi perumahan, seperti pada kalimat ”Manusia memerlukan sandang, pangan, dan papan”.
b)        Kata baju yang pada mulanya hanya bermakna pakaian sebelah atas dari pinggang sampai ke bahu, seperti dalam ungkapan baju batik, dan baju lengan panjang, tetapi dalam kalimat ”Murid-murid itu memakai bau seragam”, makna kata baju telah meluas menjadi benda yang bukan hanya baju, tetapi juga celana, sepatu, dasi, dan topi. Demikian juga dengan baju dinas, baju olah raga, dan baju militer.
c)      Kata saudara yang pada mulanya hanya bermakna keluarga seperut atau orang yang lahir dari kandungan yang sama, seperti dalam kalimat ”Orang yang sedang berdiri di depan rumah itu adalah saudara kandungku”, tetapi dalam kalimat ”Surat saudara sudah kami baca; jawabannya tunggu saja di rumah”, makna kata saudara telah meluas menjadi kata saapan yang sederajat, baik usia maupun kedudukan sosial.
d)       Kata berlayar dahulunya bermakna melakukan perjalanan dengan kapal atau perahu yang digerakkan oleh tenaga layar. Namun, meskipun tenaga penggerak kapal sudah diganti dengan mesin uap, mesin diesel, mesin turbo, tetapi kata berlayar masih tetap digunakan untuk menyebut perjalanan di air.
e)       Kata putera dan puteri dahulu hanya dipakai untuk anak-anak raja, sekarang semua anak lak-laki dan wanita disebut sebagai putera dan puteri, seperti pada kalimat ”Pesawat ini merupakan hasil karya dari putera-puteri Indonesia”.
f)       Kata kepala dahulu dihubungkan dengan bagian badan sebelah atas atau tempat otak. Sekarang, makna kata kepala telah melaus, sehingga lahirlah urutan kata kepala sekolah, kepala rumah sakit, kepala kejaksaan, kepala pemerintahan. Makna kepala sekolah yaitu orang yang mempunyai jabatan tertinggi pada sebuah sekolah.
g)      Kata kemudi dahulu dihubungkan dengan alat untuk menjaga kelurusan jalannya perhau atau kapal di perairan. Kini, muncul urutan kata mengemudikan perusahaan, mengemudikan pesawat,mengemudikan Negara
h)      Kata benih dahulu dihubungkan dengan bibit, misalnya benih padi. Jadi, berhubungan dengan pertanian. Kini, muncul urutan kata benih perkara, benih persengketaan. Kata benih dalam hal ini tidak berhubungan lagi dengan pertanian, tetapi bermakna pangkal/sumber.
i)          Kata haluan dahulu bermakna bagian depan kapal atau perahu yang menagcu pada arah. Kini, muncul urutan kata garis-garis besar haluan negara, berhaluan ekstrem, berhaluan kiri. katahaluan pada konteks tersebut bermkna aliran atau paham seseorang, paham yang diperjuangkan.
j)        Kata jurusan dahulu lebih banyak dihubungkan dengan arah perjalanan, misalnya jurusan Grogol, jurusan Tanah Abang. Kini, muncul urutan kata jurusan bahasa, jurusan teknik. Dalam hal ini, kata jurusan lebih mengacu pada spesialisasi atau bagian disiplin ilmu yang ditekuni. Terlihat di sini bahwa kata jurusan sudah mengalami perluasan makna, yaitu dari arah menjadi bidang atau spesialisasi.
k)       Kata kawat dahulu dihubungkan dengan benda yang seurat yang terbuat dari logam. Kini, muncul istilah mengirim kawat, mengawatkan, yang bermakna mengirim berita melalui kantor telekomunikasi, sperti pada kalimat ”Segera kawatkan meninggalknya ayah kepadanya”. Di sini tampak bahwa makna kata kawat telah meluas.
l)        Kata anak biasanya dihubungkan dengan turunan setelah ibu dan ayah. Kini, muncul urutan kata anak kunci, anak sungai, anak sekolah, anak bab. Urutan kata tersebut tidak dapat diterangkan secara biologis, sebab secara biologis, bab, kunci, sekolah, sungai, tidak mungkin akan beranak. Demikian pula dengan pengunaan kata awak yang dahulu bermakna diri sendiri, kini telah muncul urutan kata awak pesawat, awak bus, awak kereta api, awak kapal. Ungkapan ini bermakna seseorang yang bekerja pada pesawat, bus, kereta api, dan kapal.
m)     Kata kunci biasanya dihubungkan dengan alat untuk mengunci rumah, peti. Kini, muncul urutan kata juru kunci, kunci jawaban, kunci perdamaian, kunci keberhasilan. Urutan kata mengunci rumah mengacu kepada kegiatan menutup dan membuka rumah dengan kunci. Kunci keberhasilan mengacu pada kegiatan utama, kegiatan agar kita berhasil di dalam suatu usaha. Tampak di sini, hubungan maknanya tetap ada, meskipun makna kata kunci telah meluas.
n)      Kata lahir biasanya dihubungkan dengan proses biologis, keluarnya bayi dari kandungan ibu. Kini, telah muncul urutan kata ia melahirkan kata-kata, telah lahir tunas bangsa, lahir gol pertama. Terlihat di sini hubungan makna yang berkaitan dengan proses, meskipun maknanya telah meluas.
o)      Kata kandungan biasanya dikaitkan dengan bayi yang dikandung ibu di dalam perutnya. Kini, muncul urutan kata persoalan itu mengandung dua hal ini; apa yang terkandung di dalam hatinya sulit diterka. Kata ini mengandung makna leksikal yang berarti yang berada di dalam.
p)      Kata mencetak pada mulanya hanya digunakan pada bidang penerbitan buku, majalah, atau koran, tetapi kemudian maknanya menjadi meluas seperti dalam kalimat ”Persija tidak berhasil mencetak satu gol pun; Pemerintah akan mencetak sawah-sawah baru; Kabarnya dokter dapat mencetak uang dengan mudah”. Kata mencetak dalam kalimat-kalima tersebut bermakna membuat, menghasilkan, memperoleh, mencari, atau mengumpulkan.
q)       Kata target yang berarti sasaran, dahulu bermakna sinar yang ada di sekeliling perisai, maupun struktur yang menyerupai perisai, ditandai dengan lingkaran-lingkaran yang makin memusat, dan dibuat khusus untuk latihan menembak. Namun sekarang seperti dalam kalimat ”Penghasilan tahun ini harus melebihi dari target yang telah ditetapkan”. Makna target pada kalimat tersebut sudah meluas, tidak lagi hanya sekadar hal yang digunakan untuk latihan menembak, tetapi bermakna sesuatu yang harus dicapai.
r)       Kata songsong/menyongsong dahulu memiliki makna menyambut dengan payung kebesaran. Sekarang terdapat ungkapan menyongsong tamu, menyongsong hari raya, menyongsong masa depan, menyongsong musuh, menyongsong musim hujan. Makna kata menyongsong sekarang ini sudah melusa. Tidak harus dengan menggunakan payung kebesaran lagi.
s)        Kata jago yang semula hanya bermakna ayam jantan yang sudah dewasa, yang biasanya diadu dalam suatu aduan atau sabung ayam, sudah mengalami perluasan makna. Sekarang, kata ini bermakna sesuatu yang diharapkan menang dalam suatu pertandingan. Tidak hanya pada adu ayam, juga pada adu jangkrik, balapan kuda, balap sepeda motor/mobil, bahkan pada olahraga yang dilakukan manusia, seperti pidato, menyanyi, kecantikan, dan sebagainya.
t)       Kata kereta api dahulu dihubungkan dengan kereta yang benar-benar dijalankan dengan pertolongan api atau kayu bakar. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia sudah dapat menciptakan mesin, tetapi kata kereta api masih tetap digunakan. Kata ini meluas tidak hanya mengenai kereta yang digerakkan dengan api atau kayu bakar, tetapi juga mengacu pada kereta yang sudah digerakkan dengan mesin.
u)      Kakak : makna sebenarnya 'saudara sekandung yg lebih tua' meluas mnjd siapa saja yg pntas dianggap saudara yg lebih tua. 
2.      Penyempitan (spesalisasi)
Contoh:
a)      Pembantu,Makna kata pembantu yang dahulu merupakan setiap orang yang meringankan urusan orang, kini hanya menjadi orang yang membantu urusan rumah tangga.
Contoh:Karena pekerjaan rumah yang sangat banyak, Kakaku menangkat seorang pembantu di rumah
b)      Guru
Makna kata guru dahulu adalah setiap orang yang membimbing atau mengajarkan sesuatu, kini makna guru hanya sebatas pengajar di sekolah.
Contoh.Selain menjadi pengajar di sanggar seni, Aisyah adalah seorang guru di SDN 2 Kali Akar.
c)      Kata sarjana dahulu bermakna cendekiawan/orang pandai, sekarang gelar kesarjanaan.
d)     Kata pembantu dahulu bermakna semua orang yang membantu, sekarang hanya terbatas pada pembantu rumah tangga.
e)      Nasinya bau jangan dimakan. (makna baru : basi, bau busuk)
f)       Anak kami yang pertama lulus sarjana. (makna baru : sarjana/ lulusan perguruan tinggi – makna asal/ lama : orang pandai)
g)      Di desa itu didirikan madrasah oleh yayasan Islam. (makna baru : sekolah berasaskan agama Islam/ TPA, MAN, MTS)
h)      Tetangga saya baru saja membeli TV berwarna. (makna lama : TV hitam putih – makna baru : berwarna : warna selain hitam putih)
i)        Peranan ulama sangat penting dalam masyarakat. (ulama : orang yang berilmu, orang yang ahli dalam agama Islam)
3.      Peninggian makna(ameliorasi)
Contoh:
a)      Buta, Kata buta setelah mengalami ameliorasi menjadi Tuna netra, yaitu orang yang tidak bisa melihat sama sekali.
Contoh:Para penyandang tuna netra membaca dengan menggunakan huruf braille.
b)      Bui, Kata bui setelah mengalami ameliorasi menjadi lembaga pemasyarakatan, yaitu tempat menahan orang-orang yang bermasalah dengan hukum.
Contoh:Penjahat kelas kakap itu ditahan di lembaga pemasyarakatan Cipinang.
c)      Kata melahirkan dianggap lebih baik daripada beranak.
d)     Kata tunawisma dianggap lebih baik daripada gelandangan.
e)      wafat                     –      putri                   –      tunadaksa  –  tunanetra
f)       wisma                    –      gugur                 –      tunagrahita 
g)      wanita                   –      pria                    –      tunaghukum  –  tunaasa
h)      pramuniaga          –      pramuwisma      –      pramucara              –  tunakarya
i)        warakawuri           –      putra                  –      tunarungu      –  tunaaksara
4.      Penurunan makna(peyorasi)
Contoh:
a)      Istri, Kata istri yang mengalami peyorasi menjadi bini, yaitu pasangan suami atau ibu dari anak-anak.
Contoh:Dia terus merenung memikirkan anak bininya di rumah yang sedang menantinya dengan kelaparan.
b)      Menurunkan, Kata menurunkan mengalami peyorasi menjadi melengserkan, yang berarti mengganti posisi seseorang dengan orang baru.
Contoh:Presiden Soeharto dilengserkan oleh ribuan mahasiswa yang berdemo pada waktu itu.
c)      Kata cerai dirasakan lebih kasar daripada kata talak.
d)     Kata mendengkur dirasakan lebih kasar daripada kata nyenyak.
e)      Kata penjara dirasakan lebih kasar daripada kata lembaga pemasyarakatan.
f)       minggat                 –    beranak                  –    perempuan                        –  bini
g)      gerombolan          –    jongos                    –    babu
h)      kawin    dll.            –    bunting                   –    laki
5.      Persamaan(asosiasi)
Contoh:
a)      Kursi, Makna kursi yang berarti tempat duduk mengalami asosiasi yang berarti kedudukan, jabatan atau pangkat.
Contoh:Para calon anggota dewan memperebutkan ribuan kursi di Senayan dalam pemilu kali ini
b)      Parasit,Kata parasit yang berarti makhluk hidup kecil mengalami asosiasi menjadi orang-orang yang merugikan orang lain.
Contoh:Aku baru sadar bahwa selama ini dia adalah parasite yang menganggu kehidupanku dan keluargaku.
c)      Ia memberi amplop kepada petugas sehingga urusannya  cepat selesai. Kata amplop berasosiasi dengan sogok atau suap. (uang)
d)     Nilai matematikaku merah.
Kata merah berasosiasi dengan jelek, tidak baik.
e)      Perkaranya sudah dipetieskan. (sudah tidak diselidiki lagi)
f)       Masa lalunya yang hitam sudah berlalu (pengalaman buruk)
g)      Dia masih terlalu hijau untuk berumah tangga. (muda)
h)      Dari kacamata hukum, perbuatan itu dianggap melanggar UU. (sudut pandang)
i)        Hati-hati menghadapi tukang catut di bioskop itu. (calo)
6.      Pertukaran(sinestesia)
Contoh:
a)      Indah, Kata Indah yang sejatinya hanya bisa dirasakan oleh indera penglihatan yang berarti bagus, kini bisa juga diterima oleh indera pendengaran yang berarti merdu.
Contoh:Penanyi itu memiliki suara yang sangat indah dibandingakan dengan penyanyi lainnya.
b)      Manis, Kata manis yang  lazimnya bisa diterima oleh indera perasa mengalami sinestesia sehingga bisa dirasakan oleh mata yang berarti cantik atau menawan.
Contoh: Gadis yang memakai baju biru itu manis sekali.
c)      Kata-katamu sungguhpedas untuk didengar.
Kata pedas seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (bibir/mulut) tetapi justru ditanggapi oleh indra pendengaran.
d)     Pendengaranmu sungguh sangat tajam
Kata tajam seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (kulit), tetapi justru ditanggapi oleh indra pendengaran.
e)      Sorot matanya cukup tajam menatapku.
f)       Dengan senyum pahit kuterima keputusan itu.
g)      Dengan sikap dingin kami diterima.
h)      Dengan kata masam kami ditolaknya.
D.    Diksi
Contoh:
a)      Mahasiswa tingkat akhir harus mengadakan peneliitian untuk membuat karya ilmiah
b)      Penyelidikan kasus penggelapan uang negara di Kejagung sudah dimulai
c)      Berdasarkan pengamatan saya, barang itu kurang layak dipakai
d)     Berdasarkan hasil penyidikan polisi, ditemukan fakta-fakta yang memperkuat dia menjadi tersangka
e)      Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang dengan hati senang.
f)       Kucing saya mati setelah makanikan busuk
g)      Ayahnya meninggal tadi malam
h)      Pahlawanku gugur di medan laga
i)        Beliau wafat tahun 1425H
E.     Bentuk Kata
1.      Kata asal atau kata dasar
Contoh:
a)      Ular yang mati itu sangat  panjang .
b)      Aku pergi ke sekolah dengan ayah.
c)      Budi datang ke rumahku dengan sangat cepat.
d)      Kakak suka makan kue bakpia dari kota Jogjakarta.
e)      Ayah sampai di rumah jam 9 malam, ketika aku sedang tidur.
2.      Kata jadian atau kata turunan
Contoh:
a)      kata ulang
contoh:
- Pengulangan seluruh
Kata ulang ini terdiri dari kata dasar yang diulang secara keseluruhan.
Contoh: buku – buku, anak – anak, ibu – ibu, bapak – bapak, dan lain – lain.
1. Kami mengumpulkan buku – buku untuk anak – anak korban kebanjiran.
2. Ibu – ibu PKK menghadiri acara yang dilaksanakan oleh ibu walikota pada hari minggu besok.
3. Tanah longsor menimbun rumah – rumah yang ada di kampung Duren pada hari selasa yang lalu.
- Pengulagan sebagian 
Kata ulang ini adalah kata ulang yang berasal dari kata dasar yang mengalami pengulangan hanya pada bagian awal atau akhirnya saja.
Contoh: Tetangga, pepohonan, perumahan, perbukitan, dan lain – lain.
1. Orang itu hidup dengan sangat tertutup tak heran  tetangga mencurigainya.
2. Ketika aku berlibur di desa, aku melihat perbukitan yang sangat indah.
3. Orang itu menebang pepohonan yang ada di atas bukit akibatnya terjadi tanah longsor.
b)      kata berimbuhan
contoh:
-      Kata dasar sapu memiliki makna sebagai kata benda, setelah mendapat awalan me -, maka berubah menjadi menyapu yang berarti kegiatan membersihkan.
Ani menyapu pekarangan rumahnya dengan sapu lidi.
-      Kata dasar pulang memiliki arti kembali ke asal, setelah mendapat sufiks –I, maka berubah menjadi pulangi yang bermakna menyuruh.   
Pulangi mainan yang kau pinjam kemarin!
-      Kata dasar hitung bermakna kegiatan menjumlah, setelah mendapat awalan – akhiran  (konfiks) menjadi diperhitungkan yang bermakna mempertimbangkan.
Segi kedisiplinan juga diperhitungan dalam penilaian ini.
c)      Kata majemuk
Contoh:
- Ani sudah dirawat di rumah sakit sejak 4 hari yang lalu.
Rumah sakit = Tempat orang – orang sakit dirawat.
-Budi selalu menjadi kambing hitam teman – temannya.
Kambing hitam = orang yang dipersalahkan.
-Tidak setiap hari kita merasa bahagia, adakalanya kita merasakan kesedihan juga.
- Aku harus mempertanggungjawabkan perbuatanku ini.
-Presiden Jokowi turut menyampaikan dukacitanya kepada korban bencan alam.
- Bang Toyib tidak pernah memikirkan anak – istrinya di rumah.
- Kita harus menghormati ibu – bapak kita.
-Simpan – pinjam adalah sistem koperasi masyarakat pedesaan.